Jumat, 28 Januari 2011

Cerpen..

23. Bunga Cerpen  Jasmine Lanuaba
Perempuan kecil itu selalu muncul di Pura desa, wajahnya seperti api mengkilap. Senyumnya selalu menyebar dan membuat orang-orang yang melihatnya selalu ingin mencubit pipinya yang putih seperti keju........
24. Kidung Rebung Cerpen Teofani, S.W
Mengapa tak sekarang saja kita tebang rumpun rebung itu, Ibu? Apa lagi yang kita tunggu. Bukankah semak laknat itu menyisakan mimpi buruk pada malammu, juga siangku. Kita telah kehilangan nakhoda biduk pada ganasnya gelombang hidup. Laki-laki yang sangat mencintai bambu, mungkin melebihi cintanya padamu, juga padaku. Tapi kau tak pernah cemburu pada bambu-bambu itu. Bahkan saat akhirnya dengan sadis pohon kesumat itu menjadi sebab kematian laki-lakimu, ayahku......
25. Butir Kegelisahan   Gadis Intifadha
Tak bisa kupungkiri memang, beberapa hari ini aku terus mencoba menentramkan jiwa, menyelimuti kalbu yang mulai tertoreh. Menutupi kegelisahan yang aku sendiri tak memahaminya. Aku melangkah setapak, namun kalut itu masih ada. Kembali ku gelengkan kepala, berharap bayangan yang tak berwujud itu segera hilang meninggalkan diriku....... 
26. Indrakila   Cerpen Bre Redana
  Pensiun dari pekerjaannya di perusahaan surat kabar, lelaki itu pindah ke desa di ketinggian ke rumah yang dirancangnya sejak lama di antara gunung-gunung dan lembah. Didasari pertimbangan yang dibuat tak kalah lamanya,.....
27. Mbak   Cerpen Bre Redana
"JANGAN percaya pada novelis," katanya. "Jangan pernah yakin, bahwa kita tidak bakal dibawanya ke tempat tidur pada suatu hari, telanjang, di antara halaman-halaman buku...." 
28. Kepergian Sutasoma  Cerpen Gunawan Maryanto
Cerita ini kutulis untuk Sri Bajrajñana yang hampa--yang berdiam jauh di dalam hatiku--di sebuah malam saat Kali Sri Jinapati turun ke bumi mengusir segala yang jahat menggantikan Brahm?, Siwa dan Wisnu....." 
29. Kang Kasanun  Cerpen A. Mustofa Bisri
Mendengar cerita-cerita tentang tokoh yang akan aku ceritakan ini, baik dari ayah atau kawan-kawannya seangkatan di pesantren, aku diam-diam mengaguminya. Bahkan seringkali aku membayangkannya seperti Superman, Spiderman, atau si Pesulap Mandrake. Wah, seandainya aku berkesempatan bertemu dengannya dan dapat satu ilmu saja, lamunku selalu. Ayah maupun kawan-kawannya selalu menyebutnya dengan Kang Kasanun....." 
30. Lebaran Tinggal Satu Hari Lagi  Cerpen A. Mustofa Bisri
Saat pamit dua minggu yang lalu, suaminya berjanji akan pulang sebelum lebaran. Kini lebaran sudah tinggal satu hari dan belum ada kabar berita dari suaminya itu. Hatinya jadi gelisah. Sebetulnya suaminya pergi seminggu-dua minggu sudah biasa......" 
31.Lukisan Kaligrafi  Cerpen A. Mustofa Bisri
Bermula dari kunjungan seorang kawan lamanya Hardi. Pelukis yang capai mengikuti idealismenya sendiri lalu mengikuti jejak banyak seniman yang lain: berbisnis; meski bisnisnya masih dalam lingkup bidang yang dikuasainya......"